Kita sadar kalau semakin bertambahnya tahun, bertambahnya jumlah manusia, bertambahnya peredaran uang, bertambahnya inovasi, dan bertambahnya usia kita udah membentuk pola hidup yang juga berubah. Sebagai manusia yang diciptakan mulia oleh Yang Maha Kuasa kita ditakdirkan untuk memiliki pola pikir yang lebih maju daripada makhluk hidup lainnya, dan pastinya dengan tanggung jawab yang lebih besar untuk menjaga dan merawat ciptaan-Nya.
Miliaran manusia disatukan untuk hidup beriringan dan pola pikir kita sebagai manusia cenderung untuk menciptakan siklus tersendiri yaitu daya saing. Sedari kecil kita selalu diajarkan gimana caranya untuk menghadapi persaingan dengan lingkungan sekitar kita, yang justru kadang hal itu membawa kita ke malapetaka baru dalam hidup.
Ego menjadi sebuah bukti bahwa kita selalu memiliki ekspektasi dan rasa takut dalam hidup. Hal ini cenderung menjadi negatif yang kadang membawa manusia kepada kejatuhan hidup yang mendalam, saat kita tidak bisa mewujudkan ekspektasi yang kita sudah idam-idamkan dalam diri.
Sebuah filosofi hidup yang mungkin bisa membuat kita lebih damai dalam menjalani hidup yaitu "STOIKISME", pemikiran yang bisa membawa kita mengetahui apa alasan kita untuk hidup.
1. APA ITU "STOIKISME"
Stoikisme adalah filosofi yang akan mengantarkan kita kembali ke dasar hidupnya kita, tentang bagaimana kita mengendalikan diri dan membangkitkan kesadaran tentang sesuatu yang bisa kita kendalikan dan mana yang tidak bisa kita kendalikan.
Bagaimana cara kita mengendalikan pikiran agar kita terhindar dari perasaan takut dan stress, tentang bagaimana kita menjaga keheningan hati supaya kita bisa terus memiliki perasaan bahagia dengan sesuatu yang bisa kita kendalikan dalam hidup kita, membuat kita lebih bijaksana dalam menentukan pilihan-pilihan dalam hidup kita.
Stoikisme membawa kita pada pemahaman bahwa semua yang terjadi di dalam hidup manusia itu tidak ada positif dan negatif, baik atau buruk, semua bersifat netral. Yang menjadikan itu semua baik atau buruk, positif atau negatif, itu adalah penilian manusia itu sendiri.
2. SIAPA YANG MENCETUSKAN PEMIKIRAN "STOIKISME"?
Stoikisme dicetuskan oleh filsuf yang bernama Zeno, lalu dikembangkan dan dianut oleh beberapa filsuf terkenal dari Yunani yaitu Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius. Dicetuskan pada abad sekitar 300 SM (sebelum masehi). Filosofi ini juga dikembangkan di Athena, Yunani sebagai sebuah bidang ilmu khusus pada pendidikan di zaman itu.
3. KENAPA "STOIKISME" ITU MENJADI PENTING?
Ekspektasi sering kali dapat membawa kita dalam jurang kehancuran hidup. Ketika kita terlalu mengurusi segala hal dan ketika kita memperhatikan setiap orang dan sekelilingnya, maka kita senantiasa merasa bahwa kita berhak merasa nyaman dan bahagia kapan saja, bahwa semuanya harus "sama persis" dengan apa yang kita inginkan. Ini adalah sebuah penyakit yang bisa menelan kita dalam hidup.
Kita yang selalu melihat setiap kesulitan sebagai sesuatu yang tidak adil, tantangan sebagai sebuah kegagalan, ketidaknyamanan sebagai masalah pribadi, setiap perbedaan pendapat sebagai sebuah penghianatan. Itu semua ada dalam pikiran kita sendiri, yang jika tidak segera diubah, maka akan bergerak konstan tak berujung.
Itu alasannya dasar pemikiran berbasis "Stoikisme" menjadi sangat penting di dalam hidup kita, supaya kita memiliki kesempatan untuk lebih mengenal secara mendalam dengan diri kita sendiri.
4. BAGAIMANA CARA MENERAPKAN "STOIKISME" DALAM DIRI?
Menjadi Stoik bukan berarti menjadi seorang pesimis atau menerima mentah-mentah apa yang terjadi dalam hidup kita. Karena kita tahu bahwa setiap kita diciptakan dengan karunia hidup yang berbeda namun saling beririsan dengan karunia lain agar selaras menjalani hidup.
A. Berani mengakui kesalahan dan menerima kekurangan.
salah satu yang membuat kita bisa lebih merasa bahagia adalah dengan menerima kekurangan diri dan mengakui kesalahan. Menerima kekurangan akan membawa kita melihat ke dalam diri secara batin yang membuat kita sadar mana hal - hal dari dalam diri yang bisa kita kendalikan dan mana hal - hal dari luar diri yang tidak bisa kita kendalikan. Sementara mengakui kesalahan akan membuat kita jauh dari perasaan bersalah dengan hal - hal yang ada di luar kendali diri kita.
B. Sadar bahwa tidak ada yang kekal dalam hidup.
Manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia, punya kekuatan untuk berfikir lebih logis untuk bisa mengusahakan sesuatu dalam kehidupan. Tetapi selalu ingat bahwa kita tidak punya kekuasaan untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, dan itulah alasan kenapa segala sesuatu yang kita ciptakan dalam hidup adalah perpaduan dari setiap unsur yang sudah ada sebelumnya.
C. Menyatu dengan alam.
Menyatu dengan alam disini bukan berarti kita harus jadi tumbuhan atau yang lainnya, tetapi menyatu dengan alam akan menyadarkan kita bahwa segala sesuatu - untuk mencapai sebuah hasil, dibutuhkan sebuah proses yang tidak sebentar. Semua membutuhkan proses untuk segala sesuatunya bisa terjadi dalam hidup.
D. Manfaatkan waktu sebaik mungkin.
Kesadaran bahwa setiap langkah yang akan kita capai dalam hidup membutuhkan sebuah proses, maka dari itu kita bisa memanfaatkan waktu untuk menjalankan proses itu dengan sebaik-baiknya. Mulai untuk fokus pada hal-hal yang penting dan bersinggungan dengan apa yang kita harapkan terjadi dalam diri dan hidup kita.
E. Bersikap realistis.
Menjadi realistis sebenernya adalah situasi yang menyenangkan, dimana kita bisa menjalani hidup yang lebih tenang tanpa ada tekanan untuk mengejar ini dan itu. Selalu pahami bahwa sebaiknya kita rubah pola pikir "bagaimana cara kita mengubah dunia seperti apa yang kita mau", karena lebih baik menanamkan pola pikir "bagaimana kita mengubah diri kita seperti apa yang dunia mau". Untuk apa kita terus bersikap dan berusaha mengubah dunia ini, karena sebenarnya dunia ini terlalu luas untuk kita kerjakan sendirian.
Baca juga: Bagaimana cara terhubung dengan diri sendiri??
Menjadi Stoik dalam penerapan Stoikisme bukan berarti kita tidak boleh menaruh ekspektasi atau mimpi dalam hidup, tetapi jika apa yang kita ekspektasikan atau mimpikan dalam hidup bisa membuat kita nyaman dan tidak tertekan, maka jalani itu.
Tetapi hal - hal itu juga harus diimbangi dengan aksi yang harus kita kerjakan untuk memenuhi ekspektasi dan mimpi kita, agar tidak menjadi pemikiran kosong belaka.
thankyou sharingnya min
ReplyDelete